selamat datang di Blog Eva Gupita Sari

Minggu, 29 September 2019

Memilih kursi kereta Ekonomi class

Bagi kalian yang akan bepergian keluar kota biasanya pake moda transportasi apa sih??. Kalau saya lebih suka menggunakan transportasi darat khusus nya kereta api. Alasannya simpel saja,, karena nyaman dan ga macet😁😁.

Kereta api terbagi menjadi tiga kelas yaitu kelas ekonomi AC, Bisnis dan Eksekutif. Dari ketiga jenis kelas ini tentu saja ekonomi AC masih jadi primadona nya, karena murah tentu saja tapi tetap nyaman.

Nah berikut ini ada sedikit tips memilih tempat duduk untuk kalian yang akan menggunakan ekonomi class.

1. Pilih tempat duduk dekat jendela.
Perjalanan jauh pasti akan membosankan kalau yg dilihat hanya lorong kereta. Padahal sepanjang perjalanan banyak pemandangan indah seperti sawah,gunung bahkan laut.
Tempat duduk yg dekat jendela adalah kursi A dan D. Berapapun nomernya kalau hurufnya A dan D pasti dekat jendela.
Tapi perlu diperhatikan ada juga kursi yg tanpa jendela atau biasa disebut kursi ZONK yaitu nomer 24.

2. Pilih kursi berhadapan
Jika ingin punya space lebih lebar kalian bisa pilih kursi yg berhadapan. Biasanya nomer kursinya adalah 11 dan 12. Karena sekarang space kursi antar penumpang itu agak sempit menurut saya. Jadi jika kalian pergi rame2 lebih enak pake kursi berhadapan ini.


Nah sekian tips singkat dari saya. Tulisan ini saya buat berdasarkan pengalaman saya naik kereta Ekonomi Ac menoreh Pse-tawang.

Semoga bermanfaat


Rabu, 01 Agustus 2012

Perbedaan,,


……

Perbedaan itu indah,,,Perbedaan itu negatif,,,
makna mana yang anda anggap sebagain aplikasi dari sebuah perbedaan…??
Banyak hal indah ada karena perbedaan. Manusia diciptakan oleh Sang Khalik dengan dua jenis yang berbeda ; pria dan wanita, dan yang terjadi adalah keduanya bisa saling mengasihi dan bisa meneruskan kehidupan dengan bahagia disertai dengan terciptanya anak cucu sebagai penerus kehidupan. Namun mata dan telinga kita pun sudah sangat ramah dengan hal-hal yang “negative” dikarenakan adanya perbedaan. Sudah banyak perdebatan, pertentangan, pertikaian, perlawanan yang terjadi karena adanya perbedaan. Hal “negative” inilah yang justru “menarik” untuk ditelaah secara bijaksana.
Manusia memang beda, laki-laki, perempuan, tua, muda,
kaya, miskin dan masih banyak perbedaan yang memang diciptakan oleh Tuhan, tapi apakah kita menyadari bahwa dalam setiap perbedaan tersebut banyak hal yang bisa dijadikan pembelajaran??
Dari perbedaan antara si kaya dan si miskin bisa ditelaah bahwa sikaya diciptakan untuk membantu yang miskin, dan adanya si kaya karena adanya orang miskin. Jika semua orang adalah si Kaya, maka tak akan ada lagi prestice tidak ada lagi anggapan istimewa untuk si “Kaya”.
Negara kita tercinta ini pun beda, terdidri banyak pulau yg berbeda, budaya yang berbeda-beda, bahasa daerah yang berbeda-beda. Tapi toh kita bisa Satu, bersatu dalam satu Negara yang pluralis. Meskipun dalam kenyataanya tak sedikit oknum yang masih sangat anti perbedaan, kemudian meluapkannya dengan pertikaian, pertentangan dan hal-hal lain yang harusnya tidak terjadi.
Mengambil lirik dari lagu Slank “walaupun kita beda, walaupun kita tak sama tapi kita gak boleh berantem”.lagu ini menginspirasi bahwa perbedaan harusnya dijadikan pemersatu bukan sebagai alas an untu bertengkar.maka………………
Kenalilah perbedaan sebagai bagian dari hidup, berpikir luaslah tentang arti sebuah perbedaan. 

Senin, 05 Maret 2012

Makna Tembang Macapat

Macapat iki uga sinebut tembang macapat asli, kang umumé dienggo sumrambah ing ngendi-ngendi. Urut-urutané tembang Jawa iku padha karo lelakoning manungsa saka mulai bayi abang nganti tumekaning pati. Mungguh kaya mangkéné urut-urutané tembang kaya kang ing ngisor iki:
  • Maskumambang: Gambaraké jabang bayi sing isih ono kandhutané ibuné, sing durung kawruhan lanang utawa wadon, Mas ateges durung weruh lanang utawa wadon, kumambang ateges uripé ngambang nyang kandhutané ibuné.
  • Mijil: Ateges wis lair lan wis cetha priya utawa wanita.
  • Sinom: Ateges kanoman, minangka kalodhangan sing paling wigati kanggoné wong anom supaya bisa ngangsu kawruh sak akèh-akèhé.
  • Kinanthi: Saka tembung kanthi utawa nuntun kang ateges dituntun supaya bisa mlaku ngambah panguripan ing alam ndonya.
  • Asmarandana: Ateges rasa tresna, tresna marang liyan (priya lan wanita lan kosok baliné) kang kabèh mau wis dadi kodrat Ilahi.
  • Gambuh: Saka tembung jumbuh / sarujuk kang ateges yèn wis jumbuh / sarujuk banjur digathukaké antarane priya lan wanita sing padha nduwèni rasa tresna mau, ing pangangkah supaya bisaa urip bebrayan.
  • Dhandhanggula: Nggambaraké uripé wong kang lagi seneng-senengé, apa kang digayuh bisa kasembadan. Kelakon duwé sisihan / bojo, duwé anak, urip cukup kanggo sak kulawarga. Mula kuwi wong kang lagi bungah / bombong atine, bisa diarani lagu ndandanggula.
  • Durma: Saka tembung darma / wèwèh. Wong yen wis rumangsa kacukupan uripé, banjur tuwuh rasa welas asih marang kadang mitra liyané kang lagi nandang kacintrakan, mula banjur tuwuh rasa kepéngin darma / wèwèh marang sapadha - padha. Kabèh mau disengkuyung uga saka piwulangé agama lan watak sosialé manungsa.
  • Pangkur: Saka tembung mungkur kang ateges nyingkiri hawa nepsu angkara murka. Kang dipikir tansah kepingin wèwèh marang sapadha - padha.
  • Megatruh: Saka tembung megat roh utawa pegat rohe / nyawane, awit wis titi wanciné katimbalan marak sowan mring Sing Maha Kuwasa.
  • Pocung: Yen wis dadi layon / mayit banjur dibungkus mori putih utawa dipocong sak durungé dikubur.

MAKNA TEMBANG DOLANAN "SLUKU-SLUKU BATHOK"

Sluku-sluku bathok
Bathoke ela-elo
Si Rama menyang Sala
Oleh-olehe payung motha
Mak jenthit lolo lobah
Wong mati ora obah
Nek obah medeni bocah
Nek urip goleka dhuwit.

Sluku-sluku bathok, Bathoke ela-elo : berasal dari Bahasa Arab : Ghuslu-ghuslu bathnaka, artinya mandikanlah batinmu. Membersihkan batin dulu sebelum membersihkan badan atau raga. Sebab lebih mudah membersihkan badan dibandingkan membersihkan batin atau jiwa. Dalam lagu Indonesia Raya juga mendahulukan jiwa lebih dulu : Bangunlah jiwanya, bangunlah badannya ...
Bathoke ela-elo : batine La Ilaha Illallah : maksudnya hatinya senantiasa berdzikir kepada Allah, diwaktu senang apalagi susah, dikala menerima nikmat maupun musibah, sebab setiap persitiwa yang dialami manusia, pasti mengandung hikmah.
Si Rama menyang Solo : Mandilah, bersucilah, kemudian kerjakanlah shalat. Allah menciptakan Jin dan manusia tidak lain adalah agar supaya menyembah, menghambakan diri kepada-Nya. Menyadari betapa besarnya anugerah dan jasa yang telah diperoleh manusia dan betapa bijaksana Allah dalam segala ketetapan dan pekerjaan-Nya. Kesadaran ini dapat mendorong seorang hamba untuk beribadah kepada Allah sebagai ungkapan rasa syukur atas nikmat yang telah diterima. Manusia sendirilah yang akan memperoleh manfaat ibadah yang dilakukannya.
Oleh-oleh payung motha : Lailaha Illalah hayyun mauta : dzikir pada Allah mumpung masih hidup, bertaubat sebelum datangnya maut. Manusia hidup di alam dunia tidak sekedar memburu kepentingan duniawi saja, tetapi harus seimbang dengan urusan-urusan ukhrowi. Kesadaran akan hidup yang kekal di akhirat, menumbuhkan semangat untuk mencari bekal yang diperlukan.
Mak jentit lolo lobah wong mati ora obah, nek obah medeni bocah, nek urip golekka dhuwit : Kalau sudah sampai saatnya, mati itu sak jenthitan selesai, habis itu tidak bergerak. Walau ketika hidup sebagai raja diraja, sugih banda-bandhu, mukti wibawa, ketika mati tidak ada yang dibawa. Ketika masih hidup supaya berkarya, giat berusaha.
Demikian, kilas balik rekaman masa kanak-kanak ketika ngaji di surau. Jethungan, gebak sodor, jamuran dan model-model permainan lainya, penuh simbol menuju kesadaran beragama. Dengan sarana-prasarana serta serta fasilitas yang murah-meriah, pesan-pesan moral dapat terserap di hati masyarakat.

filosofi BOROBUDUR berhubungan dengan Nabi Sulaiman (Part 2)


Lalu, apa hubungannya dengan Sulaiman? Benarkah Candi Borobudur merupakan peninggalan Nabi Sulaiman yang hebat dan agung itu? Apa bukti-buktinya? Benarkah ada jejak-jejak Islam di candi Buddha terbesar itu? Tentu perlu penelitian yang komprehensif dan melibatkan berbagai pihak untuk membuktikan validitas dan kebenarannya.

Namun, bila pertanyaan di atas diajukan kepada KH Fahmi Basya, ahli matematika Islam itu akan menjawabnya; benar. Borobudur merupakan peninggalan Nabi Sulaiman yang ada di tanah Jawa.

Dalam bukunya, Matematika Islam 3 (Republika, 2009), KH Fahmi Basya menyebutkan beberapa ciri-ciri Candi Borobudur yang menjadi bukti sebagai peninggalan putra Nabi Daud tersebut. Di antaranya, hutan atau negeri Saba, makna Saba, nama Sulaiman, buah maja yang pahit, dipindahkannya istana Ratu Saba ke wilayah kekuasaan Nabi Sulaiman, bangunan yang tidak terselesaikan oleh para jin, tempat berkumpulnya Ratu Saba, dan lainnya.

Dalam Alquran, kisah Nabi Sulaiman dan Ratu Saba disebutkan dalam surah An-Naml [27]: 15-44, Saba [34]: 12-16, al-Anbiya [21]: 78-81, dan lainnya. Tentu saja, banyak yang tidak percaya bila Borobudur merupakan peninggalan Sulaiman.

Di antara alasannya, karena Sulaiman hidup pada abad ke-10 SM, sedangkan Borobudur dibangun pada abad ke-8 Masehi. Kemudian, menurut banyak pihak, peristiwa dan kisah Sulaiman itu terjadi di wilayah Palestina, dan Saba di Yaman Selatan, sedangkan Borobudur di Indonesia.

Tentu saja hal ini menimbulkan penasaran. Apalagi, KH Fahmi Basya menunjukkan bukti-buktinya berdasarkan keterangan Alquran. Lalu, apa bukti sahih andai Borobudur merupakan peninggalan Sulaiman atau bangunan yang pembuatannya merupakan perintah Sulaiman?

Menurut Fahmi Basya, dan seperti yang penulis lihat melalui relief-relief yang ada, memang terdapat beberapa simbol, yang mengesankan dan identik dengan kisah Sulaiman dan Ratu Saba, sebagaimana keterangan Alquran. Pertama adalah tentang tabut, yaitu sebuah kotak atau peti yang berisi warisan Nabi Daud AS kepada Sulaiman. Konon, di dalamnya terdapat kitab Zabur, Taurat, dan Tingkat Musa, serta memberikan ketenangan. Pada relief yang terdapat di Borobudur, tampak peti atau tabut itu dijaga oleh seseorang.

"Dan Nabi mereka mengatakan kepada mereka: 'Sesungguhnya tanda ia akan menjadi raja, ialah kembalinya tabut kepadamu, di dalamnya terdapat ketenangan dari Tuhanmu dan sisa dari peninggalan keluarga Musa dan keluarga Harun; tabut itu dibawa malaikat. Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda bagimu, jika kamu orang yang beriman'." (QS Al-Baqarah [2]: 248).

Kedua, pekerjaan jin yang tidak selesai ketika mengetahui Sulaiman telah wafat. (QS Saba [34]: 14). Saat mengetahui Sulaiman wafat, para jin pun menghentikan pekerjaannya. Di Borobudur, terdapat patung yang belum tuntas diselesaikan. Patung itu disebut dengan Unfinished Solomon.

Ketiga, para jin diperintahkan membangun gedung yang tinggi dan membuat patung-patung. (QS Saba [34]: 13). Seperti diketahui, banyak patung Buddha yang ada di Borobudur. Sedangkan gedung atau bangunan yang tinggi itu adalah Candi Prambanan.

Keempat, Sulaiman berbicara dengan burung-burung dan hewan-hewan. (QS An-Naml [27]: 20-22). Reliefnya juga ada. Bahkan, sejumlah frame relief Borobudur bermotifkan bunga dan burung. Terdapat pula sejumlah relief hewan lain, seperti gajah, kuda, babi, anjing, monyet, dan lainnya.

Kelima, kisah Ratu Saba dan rakyatnya yang menyembah matahari dan bersujud kepada sesama manusia. (QS An-Naml [27]: 22). Menurut Fahmi Basya, Saba artinya berkumpul atau tempat berkumpul. Ungkapan burung Hud-hud tentang Saba, karena burung tidak mengetahui nama daerah itu. "Jangankan burung, manusia saja ketika berada di atas pesawat, tidak akan tahu nama sebuah kota atau negeri," katanya menjelaskan. Ditambahkan Fahmi Basya, tempat berkumpulnya manusia itu adalah di Candi Ratu Boko yang terletak sekitar 36 kilometer dari Borobudur. Jarak ini juga memungkinkan burung menempuh perjalanan dalam sekali terbang.

Keenam, Saba ada di Indonesia, yakni Wonosobo. Dalam Alquran, wilayah Saba ditumbuhi pohon yang sangat banyak. (QS Saba [34]: 15). Dalam kamus bahasa Jawi Kuno, yang disusun oleh Dr Maharsi, kata 'Wana' bermakna hutan. Jadi, menurut Fahmi, wana saba atau Wonosobo adalah hutan Saba.

Ketujuh, buah 'maja' yang pahit. Ketika banjir besar (Sail al-Arim) menimpa wilayah Saba, pepohonan yang ada di sekitarnya menjadi pahit sebagai azab Allah kepada orang-orang yang mendustakan ayat-ayat-Nya. "Tetapi, mereka berpaling maka Kami datangkan kepada mereka banjir yang besar[1236] dan Kami ganti kedua kebun mereka dengan dua kebun yang ditumbuhi (pohon-pohon) yang berbuah pahit, pohon Atsl dan sedikit dari pohon Sidr." (QS Saba [34]: 16).

Kedelapan, nama Sulaiman menunjukkan sebagai nama orang Jawa. Awalan kata 'su'merupakan nama-nama Jawa. Dan, Sulaiman adalah satu-satunya nabi dan rasul yang 25 orang, yang namanya berawalan 'Su'. Kesembilan, Sulaiman berkirim surat kepada Ratu Saba melalui burung Hud-hud. "Pergilah kamu dengan membawa suratku ini." (QS An-Naml [27]: 28). Menurut Fahmi, surat itu ditulis di atas pelat emas sebagai bentuk kekayaan Nabi Sulaiman. Ditambahkannya, surat itu ditemukan di sebuah kolam di Candi Ratu Boko.

Kesepuluh, bangunan yang tinggal sedikit (Sidrin qalil). Lihat surah Saba [34] 16). Bangunan yang tinggal sedikit itu adalah wilayah Candi Ratu Boko. Dan di sana terdapat sejumlah stupa yang tinggal sedikit. "Ini membuktikan bahwa Istana Ratu Boko adalah istana Ratu Saba yang dipindahkan atas perintah Sulaiman," kata Fahmi menegaskan.

Selain bukti-bukti di atas, kata Fahmi, masih banyak lagi bukti lainnya yang menunjukkan bahwa kisah Ratu Saba dan Sulaiman terjadi di Indonesia. Seperti terjadinya angin Muson yang bertiup dari Asia dan Australia (QS Saba [34]: 12), kisah istana yang hilang atau dipindahkan, dialog Ratu Bilqis dengan para pembesarnya ketika menerima surat Sulaiman (QS An-Naml [27]: 32), nama Kabupaten Sleman, Kecamatan Salaman, Desa Salam, dan lainnya. Dengan bukti-bukti di atas, Fahmi Basya meyakini bahwa Borobudur merupakan peninggalan Sulaiman. Bagaimana dengan pembaca? Hanya Allah yang mengetahuinya. Wallahu A'lam.

filosofi BOROBUDUR berhubungan dengan Nabi Sulaiman (part 1)

Membaca judul diatas, tentu banyak orang yang akan mengernyitkan dahi, sebagai tanda ketidakpercayaannya. Bahkan, mungkin demikian pula dengan Anda. Sebab, Nabi Sulaiman AS adalah seorang utusan Allah yang diberikan keistimewaan dengan kemampuannya menaklukkan seluruh makhluk ciptaan Allah, termasuk angin yang tunduk di bawah kekuasaannya atas izin Allah. Bahkan, burung dan jin selalu mematuhi perintah Sulaiman.

Membaca judul diatas, tentu banyak orang yang akan mengernyitkan dahi, sebagai tanda ketidakpercayaannya. Bahkan, mungkin demikian pula dengan Anda. Sebab, Nabi Sulaiman AS adalah seorang utusan Allah yang diberikan keistimewaan dengan kemampuannya menaklukkan seluruh makhluk ciptaan Allah, termasuk angin yang tunduk di bawah kekuasaannya atas izin Allah. Bahkan, burung dan jin selalu mematuhi perintah Sulaiman.

Menurut Sami bin Abdullah al-Maghluts, dalam bukunya Atlas Sejarah Nabi dan Rasul, Nabi Sulaiman diperkirakan hidup pada abad ke-9 Sebelum Masehi (989-931 SM), atau sekitar 3.000 tahun yang lalu. Sementara itu, Candi Borobudur sebagaimana tertulis dalam berbagai buku sejarah nasional, didirikan oleh Dinasti Syailendra pada akhir abad ke-8 Masehi atau sekitar 1.200 tahun yang lalu. Karena itu, wajarlah bila banyak orang yang mungkin tertawa kecut, geli, dan geleng-geleng kepala bila disebutkan bahwa Candi Borobudur didirikan oleh Nabi Sulaiman AS.

Candi Borobudur merupakan candi Budha. Berdekatan dengan Candi Borobudur adalah Candi Pawon dan Candi Mendut. Beberapa kilometer dari Candi Borobudur, terdapat Candi Prambanan, Candi Kalasan, Candi Sari, Candi Plaosan, dan lainnya. Candi-candi di dekat Prambanan ini merupakan candi Buddha yang didirikan sekitar tahun 772 dan 778 Masehi.

MAKNA DIBALIK TEMBANG “GUNDUL-GUNDUL PACUL”



Bagi rekan-rekan yang berasal dari Jawa mungkin tidak asing lagi dengan lagu Gundul-2 Pacul yang biasa kita nyanyikan sewaktu kita ngumpul-2 dengan rekan-2 baik di lingkungan rumah maupun disekolahan. Liriknya adalah demikian :

“Gundul gundul pacul-cul,
gembelengan
Nyunggi nyunggi wakul-kul, gembelengan
Wakul ngglimpang
segane dadi sak latar…
Tembang Jawa ini diciptakan tahun 1400 an oleh Sunan Kalijaga dan teman-temannya yang masih remaja dan mempunyai arti filosofis yg dalam dan sangat mulia.
Gundul:
adalah kepala plonthos tanpa rambut. Kepala adalah lambang kehormatan, kemuliaan seseorang.
Rambut adalah mahkota lambang keindahan kepala.
Maka gundul artinya kehormatan yang tanpa mahkota.
Sedangkan pacul:
adalah cangkul yaitu alat petani yang terbuat dari lempeng besi segi empat.
Pacul:
adalah lambang kawula rendah yang kebanyakan adalah petani.
Gundul pacul artinya:
bahwa seorang pemimpin sesungguhnya bukan orang yang diberi mahkota tetapi dia adalah pembawa pacul untuk mencangkul, mengupayakan kesejahteraan bagi rakyatnya.
Orang Jawa mengatakan pacul adalah papat kang ucul (empat yang lepas).Artinya bahwa:
kemuliaan seseorang akan sangat tergantung empat hal, yaitu:
bagaimana menggunakan mata, hidung, telinga dan mulutnya.
1. Mata digunakan untuk melihat kesulitan rakyat.
2.Telinga digunakan untuk mendengar nasehat.
3. Hidung digunakan untuk mencium wewangian kebaikan.
4. Mulut digunakan untuk berkata-kata yang adil.
Jika empat hal itu lepas, maka lepaslah kehormatannya.


Gembelengan:
Gembelengan artinya: besar kepala, sombong dan bermain-main dalam menggunakan kehormatannya.
Banyak pemimpin yang lupa bahwa dirinya sesungguhnya mengemban amanah rakyat. Tetapi dia malah:
1. menggunakan kekuasaannya sebagai
kemuliaan dirinya.
2. Menggunakan kedudukannya untuk.
berbangga-bangga di antara
manusia.
3. Dia menganggap kekuasaan itu
karena kepandaiannya.
Nyunggi wakul, gembelengan Nyunggi wakul artinya:
membawa bakul (tempat nasi) di kepalanya.Banyak pemimpin yang lupa bahwa dia
mengemban amanah penting membawa bakul dikepalanya.
Wakul adalah:
simbol kesejahteraan rakyat.
Kekayaan negara, sumberdaya,
Pajak adalah isinya. Artinya bahwa kepala yang dia anggap kehormatannya berada di bawah bakul milik rakyat.
Kedudukannya di bawah bakul rakyat.
Siapa yang lebih tinggi kedudukannya, pembawa bakul atau pemilik bakul?
Tentu saja pemilik bakul.
Pembawa bakul hanyalah pembantu si pemiliknya.
Dan banyak pemimpin yang masih gembelengan (melenggak lenggokkan kepala dengan sombong dan bermain-main).
Akibatnya;
Wakul ngglimpang segane dadi sak latar Bakul terguling dan nasinya tumpah ke mana-mana.
Jika pemimpin gembelengan, maka sumber daya akan tumpah ke mana-mana. Dia tak terdistribusi dengan baik. Kesenjangan ada dimana-mana. Nasi yang tumpah di tanah tak akan bisa dimakan lagi karena kotor. Maka gagallah tugasnya mengemban amanah rakyat..
Semoga kita jadi pribadi yang memiliki integritas sehingga siap menjadi suri tauladan dimanapun kita berada.